Laga yang bertajuk Derby dipastikan menyajikan atmosfer panas, serta
tempo pertandingan yang cepat dan terkadang terbilang keras nan
mematikan.
Namun, apakah laga derby tersebut murni persaingan di sepakbola? Atau bahkan ada gengsi rivalitas tersendiri?
Berikut ini kami sajikan kepada Bolaneters, kolom editorial mengenai
“Derby Manchester dan 14 Derby Sekota Terpanas” selengkapnya.
1. Kitalar Arasi Derby
Sekota, namun dipisahkan oleh selat Bosphorus. Itulah Kitalar Arasi
Derby, atau Derby antar Benua. Dihuni oleh dua klub berbasis kuat di
Turki; Galatasaray dan Fenerbahce. Bisa
dibilang The Aslan -sebutan Gala- mewakili benua Eropa, sedangkan San
Kanaryalar -julukan Fener- mewakili Asia.
Derby ini tak hanya menampilkan duel seru di atas lapangan hijau,
melainkan perbedaan kultur yang mendasar menjadi acuan panas Kitalar
Arasi Derby. Baku-hantam pun kerap terjadi. Tak hanya dari para
suporter, bahkan para pemain dari kedua klub kerap terpancing oleh latar
belakang rivalitas keduanya. Tak jarang laga ini sering memakan banyak
korban jiwa dan bisa dibilang Derby inilah yang paling panas.
2. Superclasico
Superclasico; River Plate vs Boca Junior. Persaingan dua klub terbaik
yang dimiliki kota Buenos Aires. Menurut statistik, 70 persen
menyatakan bahwa basis suporter terkuat di Argentina merupakan gabungan
dari kedua klub tersebut.
Perbedaan kelas melatarbelakangi rivalitas panas dari keduanya. Los
Millonarios -sebutan River- disokong oleh dana dari kelas menengah
keatas publik Buenos Aires, sedangkan Los Xeneizes -julukan Boca-
didukung oleh kelas pekerja, yang rata-rata adalah imigran Italia.
Dalam laga yang bertajuk Superclasico, kekerasan terlihat sebagai
pemanis wajib. Hingga pada tahun 2004, harian Inggris; The Observer
menempatkan derby ini di daftar teratas dalam artikel “50 Sporting
Things You Must do Before You Die”.
3. Cairo Derby
Tak hanya kebanggaan kota Kairo, dan klub terkuat di Mesir, Al Ahly
dan Zamalek juga disegani di benua Afrika. Bahkan CAF (PSSI-nya Afrika)
memberi label kepada keduanya sebagai tim terbaik.
Di Egyptian Premier Leagua, kedua klub tersebut mendominasi perebutan
juara. Namun, Al Ahly unggul dalam peraihan trofi dengan 36 kali,
sedangkan Zamalek sejauh ini mengoleksi 11 trofi. Bisa kita simpulkan
betapa panasnya Cairo Derby, sehingga perseteruan antar suporter adalah
hal wajar.
Bahkan, pemerintah Mesir sering terlibat untuk mendatangkan wasit
asing untuk memimpin Cairo Derby ini. Meski begitu, pebisnis lokal tak
ada yang menyatakan keberpihakannya demi menjaga kelancaran dan
keharmonisan kota Kairo.
4. Old Firm
Old Firm; salah satu Derby terpanas di ranah Britannia. Tak hanya
agama dan gengsi sekota, laga ini juga berakar dari perbedaan politik
serta ideologi sosial. Jadi jangan kaget bila melihat kekisruhan
mewarnai sebelum dan sesudah laga.
Secara head to head, Glasgow Rangers unggul dari secara jumlah
kemenangang; 159. Sedangkan Celtic meaih 144 kemenangan dan 96 laga
berakhir imbang. Bahkan secara prestasi, The Hoops -sebutan Celtic- (43
titel) kalah jauh dengan The Gers -julukan Rangers- (54 titel Scottish
League Championship).
5. Uruguayan Derby
Uruguayan Derby, mempertemukan dua klub kota Montevideo; Penarol dan
Nacional. Salah satu derby klasik nan terkenal di seluruh penjuru
sepakbola dunia. Bahkan keduanya memiliki peran besar atas perkembangan
sepakbola di Amerika Selatan.
Tak jauh beda dengan laga derby lainnya, Uruguayan Derby juga kerap
diwarnai perseteruan antara kedua kubu. Laga yang paling di ingat oleh
pengamat sepakbola dunia terjadi pada 14 April 1990. Derbi ini berakhir
imbang 0-0 dan menghasilkan 22 kartu merah, 11 untuk masing-masing
pihak, (9 pemain di lapangan dan 2 pemain cadangan). Pertandingan
berakhir pada menit 85′ karena peraturan sebuah pertandingan tidak boleh
kurang dari 7 pemain.
6. Veciti Derbi
Veciti Derbi; atau perseteruan abadi klub Red Star dan Partizan. Laga
terbesar, terpanas dan tersengit di Liga Serbia yang mengambil tempat
di ibukota, Belgrade.
Salah satu faktor penarik adalah perseteruan pendukung kedua kubu,
warga sipil dan militer. Salah satu insiden terkenal dari laga ini
terjadi di tahun 1997 lalu. Kala itu, seorang remaja berusia 17 tahun
meninggal dunia, akibat terkena lemparan flare. Perkelahian tersebut
juga meninggalkan korban luka tusukan benda tajam.
7. Derby della Capitale
Derby della Capitale antara AS Roma vs Lazio diketahui sebagai derby
terpanas yang tersaji di Serie A. Secara historis, derby ini ditandai
dengan aksi rasis saat pertandingan di mulai.
Penduduk Roma sepertinya ingin mengatakan kepada dunia bahwa Derby
della Capitale lebih dari sekedar sepakbola. I Lupi -julukan Roma-
didirikan sebagai hasil penggabungan dari tiga tim, Roman, Alba-Audace
dan Fortitudo, ketiganya merupakan perintah dari rezim fasis yang
berkuasa dan diprakarsai oleh Italo Foschi. Namun berkat pengaruh salah
satu Jendral Fasis di Italia, Giorgio Vaccaro, sehingga Lazio
memberanikan diri menjadi satu-satunya tim utama dari Roma yang menolak
merger tersebut.
8. Derby of The Eternal Enemy
Ada dua nama yang mewakili pertandingan antara Olympiakos dan
Panathinaikos. Yang pertama adalah Mother of All Battles namun sering
juga disebut sebagai Derby of the Eternal Enemies.
Sekali lagi, asal persaingan ini adalah soal perbedaan kelas para
pendukungnya. Panathinaikos berasal dari tengah kota Athena dan mendapat
dukungan dari kalangan atas masyarakat. Sementara itu, Olympiakos
didukung oleh masyarakat kelas bawah yang menghuni pelabuhan-pelabuhan
Athena.
Olympiakos sejauh ini masih unggul dalam hal trofi maupun
head-to-head dengan Panathinaikos. tak jarang pertandingan derby ini
menentukan gelar juara liga Yunani.
9. Seville Derby
Salah satu derby dengan sejarah kekerasan paling kental di ranah
Spanyol. Di latarbelakangi perpecahan dua tim sekota, Sevilla dan
Sevilla Balompie. Perseteruan keduanya terus berlanjut hingga munculnya
klub baru; Real Betis yang akhirnya merger dengan Sevilla Balompie.
Namun nama Betis tetap dipertahankan.
Sejak itulah perseteruan kedua klub berlangsung. Tragedi paling
terkenal adalah ketika seorang pendukung Betis melempar sesuatu ke arah
pelatih Sevilla; Juande Ramos yang membuatnya terkapar tak sadarkan
diri.
10. Fla-Flu
Brasil adalah rumahnya sepakbola indah. Jauh sebelum tiki-taka
populer, masyarakat Brasil sudah memuja Jogo Bonito. Buat mereka,
sepakbola adalah agama kedua. Sepakbola juga harus indah.
Persaingan paling sengit di Brasil adalah antara Flamengo dan
Fluminense. Tak seperti yang lain, persaingan keduanya tak diawali oleh
perbedaan kelas atau politik. Rivalitas ini ada karena pengkhianatan.
Pada Oktober 1911, beberapa pemain yang merasa tak puas meninggalkan
Fluminense. Mereka bergabung ke Flamengo yang saat itu tak punya
departemen sepakbola. Sejak saat itu, rivalitas keduanya semakin intens
setiap waktu.
Fla-Flu mencatat rekor dunia penonton terbanyak dalam sepakbola
ketika pertandingan digelar di Maracana pada 1963. Sebanyak 194 ribu
suporter datang menyesaki stadion legendaris Brasil itu.
11. O Classico
Walaupun belakangan muncul Porto sebagai salah satu tim kuat di liga
Portugal, namun derby kota Lisbon tetaplah menjadi pertandingan yang
lebih ditunggu-tunggu pecinta sepakbola di negara tersebut.
Kota Lisbon pun terbelah dua karena kedua klub ini. Benfica mewakili
kelas para pekerja sedangkan Sporting Lisbon mewakili kelas para orang
kaya.
Jika digabungkan, kedua klub ini telah mengoleksi 32 titel juara liga Portugal dengan Sporting menyumbangkan 18 diantaranya.
12. Teheran Derby
Ini merupakan rivalitas tim terpanas lainnya untuk beberapa alasan,
yang pertama adalah duel itu dilaksanakan di salah satu stadion terbesar
di dunia, di Teheran, Iran dengan kapasitas mencapai 90.000 orang.
Alasan lainnya adalah mundur kembali ke era 60’an dan pada saat itu
kedua tim diketahui punya nama berbeda.
Mungkin fakta yang paling menarik tentang rivalitas Esteghlal dan
Perspolis ini adalah tidak ada wanita yang diperbolehkan masuk ke dalam
stadion. Larangan ini diangkat kembali di tahun 2006 akan tetapi masih
berlaku hingga sekarang.
Rivalitas sepak bola tidak akan pernah mati dan beberapa darinya
secara literal berlangsung selama ratusan tahun. Keluarlah dan dukung
tim anda, pastikan menggunakan warna yang benar dan bergabungkah dalam
nyanyian yang mengolok-olok tim lawan. Jangan mengubah dukungan anda
atau mungkin anda akan dianggap sebagai penipu.
13. EL Super Clasico
El Super Clasico; perseteruan antara dua klub besar Chile; Colo Colo
dan Universidad de Chile. Perbedaan kelas serta pandangan ideologi
sosial (sayap kanan dan sayap kiri) mewarnai sengitnya derby di kota
Santiago.
Masa kelam rivalitas keduanya terjadi ketika diktator Chile; Augusto
Pinochet menjadi Presiden Honorer di klub Colo Colo. Pinochet dengan
kekuatan politik sayap kanan yang kuat, serta disokong dana melimpah,
membuat Colo Colo menjadi juara Liga Chile selama beberapa dekade.
Hingga akhirnya suporter dari Universidad de Chile mendeskripsikan
stadion kebanggaan rivalnya; Monumental Stadium menjadi Satdium of
Pinochet, sebagai bentuk sindiran mereka.
14. Manchester Derby
Manchester Derby adalah persaingan dua tim kota Manchester; United
dan City. Secara prestasi klub terdapat perbandingan yang cukup timpang,
nama The Red Devils lebih dahulu menglobal daripada The Citizens.
Sejak Manchester City di ambil alih oleh Sheikh Mansour bin Zayed Al
Nahyan, spontan kekuatan ekonomi mereka mampu menyaingi United yang
lebih dulu jatuh bangun mencetak nilai historis. Namun, dengan adanya
sokongan dana yang melimpah, secara kualitas pemain, City mampu
mengimbangi kualitas United dan membuat jalannya derby semakin seru.
15. Merseyside Derby
Liverpool dan Everton, sebagaimana tim sekota pada umumnya, punya
tingkat rivalitas luar biasa. Sebegitu panasnya, kartu merah kerap hadir
di dalam Derby Merseyside.
Sebagai sebuah laga sengit antara dua tim sekota, partai ini juga
dapat dibilang sebagai yang terpanas di Inggris. Eurosport menyebutkan
bahwa sudah 20 kartu merah yang muncul saat The Kop berhadapan dengan
The Toffees, yang mana merupakan jumlah terbanyak ketimbang duel-duel
lain dalam sejarah Premier League.
Sumber : Bola.net