Selasa, 27 Mei 2014

Kilas Balik Italia di World Cup 2006

Karena tahun ini adalah tahun di laksanakannya Piala Dunia, maka kali ini saya akan membahas tentang Piala Dunia 2006, dimana Italia yang keluar sebagai juaranya.

Tidak banyak yang memprediksikan bahwa Italia akan menjuarai ajang ini. Terlebih di karenakan terjadinya skandal pengaturan skor atau yang biasa disebut dengan calciopoli di dalam persepakbolaan mereka. Yang melibatkan beberapa klub klub besar yang bermain di Serie A, seperti Juventus, Ac Milan, Lazio dan Fiorentina.

Namun akhirnya tim yang di asuh oleh Marcelo Lippi dan di huni oleh para pemain lokal ini bisa bermain dengan sangat percaya diri tanpa menghiraukan adanya masalah yang terjadi. Dan nyatanya mereka bisa menjadi yang terbaik di dunia kala itu dengan menyingkirkan negara negara unggulan seperti tuan rumah Jerman dan sang juara dunia tahun 1998 Prancis.

Tergabung di grup E bersama Republik Ceko, Amerika Serikat, dan wakil afrika Ghana, Italia mampu menjadi juara grup dengan perolehan poin 7 hasil dari 2 kemenangan dan 1 kali imbang. Selain itu, Italia hanya menderita 2 kali kebobolan di turnamen tersebut. Luar biasa!!!!

Oleh sebab itu, saya akan memberikan beberapa ulasan ulasan pertandingan yang di jalani oleh Italia mulai dari babak penyisihan grup hingga menjadi yang terbaik. Dan berikut ulasannya :

12 Juni 2006 vs Ghana (Penyisihan Grup)

                               Totti vs Essien            

Bermain di kota Hannover, Italia yang menurunkan pemain pemain terbaiknya mampu mengandaskan perlawan tak kenal lelah Ghana dengan skor 2-0.
Terus melancarkan serangan dari awal pertandingan, Italia baru mampu membuka skor pada menit ke 44. Di awali dengan umpan pendek Francesco Totti dari situasi sepak pojok, Andrea Pirlo yang tak terkawal melakukan shooting keras dari luar kotak pinalti yang tak mampu di jangkau kiper Richard Kingson. Skor 1-0 bertahan hingga turun minum.
Italia baru mampu menggandakan kedudukan melalui pemain pengganti Vicenzo Iaquinta. Berawal dari kesalahan yang di lakukan oleh bek Ghana Samuel Kuffour, Iaquinta dengan tenang berhasil mengecoh Kingson untuk membuat skor menjadi 2-0.


17 Juni 2006 vs Amerika Serikat (Penyisihan Grup)

                      McBride vs Pirlo

Mungkin bisa dibilang laga ini adalah laga tersial untuk Italia. Bagaimana tidak, Italia harus bermain dengan 10 orang setelah Daniele De Rossi di usir wasit pada menit ke 28. Kemudian pemain lainnya Cristian Zaccardo malah membuat gol ke gawang sendiri. Dan yang terakhir, Italia masih tidak mampu memenangkan pertandingan padahal Amerika hanya bermain 9 orang saja.
Italia memang unggul lebih dulu melalui tandukkan Alberto Gilardino di menit ke 22 setelah memanfaatkan umpan freekick dari Andrea Pirlo. Namun keunggulan tersebut hanya berlangsung selama 5 menit, di karenakan Zaccardo yang kala itu bermain untuk klub Palermo salah mengantisipasi bola yang malah membuat bola meluncur ke gawang sendiri. Skor 1-1 bertahan hingga peluit akhir dan membuat Italia di wajibkan memenangkan pertandingan di laga berikutnya.


22 Juni 2006 vs Rep. Ceko (Penyisihan Grup)

                               Inzaghi vs Cech

Italia di wajibkan menang untuk menjaga asa lolos ke babak 16 besar. Kedua tim saling jual beli serangan dari awal laga. Namun belom ada yang mampu membuat gol. Dan pada akhirnya Italia-lah yang beruntung untuk bisa mencetak gol terlebih dahulu. Di awali dari sepak pojok il capitano AS Roma Francesco Totti pada menit ke 26, Marco Materazzi yang maju ikut membantu serangan mampu menanduk bola dengan keras yang membuat kiper Rep. Ceko kala itu Petr Cech kalang kabut. Skor 1-0 bertahan hingga turun minum. Italia baru mampu menggandakan kedudukan 3 menit sebelum waktu normal berakhir. Di awali dari intersave yang dilakukan Simone Barone, Simone Perrotta yang menerima bola langsung menyodorkannya ke Filippo Inzaghi yang lepas dari jebakan offside. Inzaghi yang sudah 1-on-1 dengan sang kiper langsung mengecohnya dengan 1 gerakan. Striker yang berjuluk 'Super Pippo' itu pun berhasil membuat Italia unggul 2-0 dan melaju ke babak 16 besar.


26 Juni 2006 vs Australia (16 Besar)

                                  Grosso vs Neill

Italia harus berhadapan dengan sang debutan dari Oceania yaitu Australia. Negara kangguru tersebut lolos ke babak 16 besar setelah hanya mampu menjadi runner-up grup F. Di luar dugaan, Australia justru mampu merepotkan pertahanan Italia yang kala itu di galang oleh duo Materazzi-Cannavaro. Australia berhasil melakukan 8 kali tendangan dan 4 di antaranya tepat sasaran. Mereka pun berhasil menguasai 52% bola. Namun hingga 90 menit pertandingan berjalan, kedua tim tak mampu mencetak gol. Pertandingan yang nampaknya akan berlanjut ke babak perpanjangan ternyata hanya di luar dugaan. Fabio Grosso yang melakukan penetrasi di sisi sebelah kanan pertahanan Australia mampu merangsek ke kotak pinalti. Alih-alih akan menendang bola, Grosso harus dijatuhkan oleh bek Australia Lucas Neill. Italia mendapatkan hadiah pinalti di menit 90+3. Francesco Totti yang masuk menggantikan Alessandro Del Pierro ditunjuk sebagai algojo. Dan tanpa kesalahan simbol kota Roma tersebut membuat negaranya melaju ke babak perempat final setelah pinaltinya tak mampu di bendung Mark Schwarzer.


30 Juni 2006 vs Ukraina (Perempat Final)

                    Shelayev & Tymoschuk vs Totti

Italia lagi lagi harus bertemu sang kuda hitam. Namun kali ini tak sesulit apa yang telah terjadi pada pertandingan sebelumnya. Italia mampu menang telak 3-0 atas tim yang di pimpin oleh bintang Ac Milan yaitu Andriy Shevchenko. Pertandingan baru berjalan 6 menit, sebuah backheel dari Francesco Totti mampu di teruskan oleh Gianluca Zambrotta dengan sebuah tendangan keras yang meluncur lurus ke arah tiang dekat gawang yang di jaga oleh Oleksandr Shovkovskyi. Babak pertama berakhir dengan skor 1-0. 15 menit pertandingan babak kedua berjalan, Luca Toni berhasil membuat Italia unggul 2-0. Sontekannya yang menyambut umpan Totti membuat Shovkovskyi hanya terdiam. Hanya berselang 10 menit, Toni kembali membuat gol untuk Italia. Kali ini menyambut assist dari Gianluca Zambrotta yang sebelumnya melakukan penetrasi dari sebelah kanan pertahanan Ukraina. Italia pun melaju ke semifinal.


4 Juli 2006 vs Jerman (Semi Final)


                        Del Piero vs Lehmann

Italia harus menghadapi tekanan. Karena mereka di tantang oleh sang tuan rumah Jerman. Namun mental berbicara. Italia bermain all-out dan mampu mengendalikan jalannya pertandingan. Statistik mencatat Italia melakukan 15 kali shoot dan 10 di antaranya on target. Sementara sang tuan rumah melakukan 13 kali shoot dan hanya 2 yang mengenai sasaran. Bukan hanya itu, tim berjuluk Gli Azzuri itu pun menguasai 57% bola. Luar biasa Italia!!!! Namun dari beberapa kali percobaan dari kedua kesebelasan, tak ada 1 pun bola yang masuk ke jala lawan selama 90 menit waktu normal. Sehingga pertandingan di lanjutkan ke babak perpanjangan waktu.
Waktu extra time hanya tersisa 3 menit lagi dan Italia mempunyai 1 peluang melalui situasi sepak pojok. Dan benar saja, sepak pojok yang di lakukan Del Piero memang berhasil di blok oleh barisan pertahanan Jerman, namun bola jatuh di kaki Pirlo. Pirlo yang sebenarnya mempunyai kesempatan untuk mencetak gol justru memberikan bola ke Fabio Grosso yang memang tak terkawal. Dan sang pemain Palermo itu pun langsung melakukan tendangan melengkung yang tak terjangkau oleh Jens Lehmann. Italia unggul 1-0 dan seisi stadion Signal Iduna Park yang di penuhi oleh rakyat Jerman pun terdiam dan tertunduk lesu. Sementara para tifosi sekaligus official tim Italia pun bersorak sorai bergembira.
Nampaknya skor 1-0 akan bertahan hingga peluit akhir. Namun bukan itu yang terjadi. Berawal dari sebuah serangan balik cepat, Totti yang menerima bola dari sang kapten Cannavaro langsung menyodorkan bola ke Gilardino yang berada di baris depan. Gilardino yang sebenarnya juga mempunyai peluang untuk mencetak gol justru memberikan bola ke Alessandro Del Piero yang berlari ke sisi kiri sang striker. Kapten Juventus itu pun langsung menempatkan bola ke tiang jauh gawang Lehmann. Del Piero membuat isi stadion benar benar terdiam dan menangis. Bukan hanya karena tim kebanggan mereka mengalami kekalahan namun juga menghapus harapan untuk meraih trofi Dunia yang ke 4 kalinya.


9 Juli 2006 vs Prancis (Final)

                         Zidane vs Materazzi

Tidak ada yang mengira bahwa Italia akan melaju sejauh ini. Skuad yang hanya diisi oleh para pemain lokal ditambah dengan terjadinya skandal internal justru membuat mereka termotivasi untuk menghadapi laga yang sangat krusial yang kala itu bertajuk "FINAL BLUE". Final ini juga merupakan final yang tak terlupakan untuk dua aktor protagonis dan antagonis. Yak siapa lagi jika bukan Marco Materazzi dan Zinedine Zidane. Mungkin awalnya Zidane benar benar akan di anggap pahlawan. Bagaimana tidak, baru 7 menit pertandingan berjalan, sang pemain plontos itu membuat Gianluigi Buffon harus memungut bola yang ke 2 kalinya sepanjang turnamen setelah eksekusi pinaltinya berhasil mengocehnya. Namun anggapan tersebut hanya berlangsung selama 12 menit. Adalah Marco Materazzi yang membuyarkan harapan Zidane sekaligus para pendukung Prancis. Tandukannya meyambut umpan sepak pojok Andrea Pirlo tak mampu di bendung para pemain jangkung Prancis sekaligus sang kiper Fabian Barthez. Skor 1-1 pun bertahan hingga turun minum dan juga peluit akhir. Sehingga memaksa di adakannya perpanjangan waktu.
20 menit perpanjangan waktu di mulai, terjadi insiden memilukan bagi dunia sepakbola khususnya sang maestro Prancis Zinedine Zidane. Pemain yang awalnya di anggap akan menjadi pahlawan kemenangan Prancis, justru berubah menjadi biang kekalahan Prancis. Tandukan kepalanya ke arah dada sang aktor utama, Marco Materazzi, membuat dirinya harus di usir keluar lapangan. 2 kali Materazzi membuat dirinya terakan sia sia. Diluar semua itu, pertandingan tetap berjalan dan skor 1-1 bertahan hingga 120 menit dan adu tendangan pinalti-lah yang menjadi jalan keluar untuk menjawab siapakah yang terbaik di Dunia kala itu.
Penendang pertama dari kedua tim menjalankan tugasnya masing masing dengan baik. Skor 1-1. Hingga di penendang kedua untuk Prancis yang kala itu ditugaskan kepada David Trezeguet tidak mampu mengecoh sang koleganya di Juventus. Skor berubah menjadi 2-1 untuk Italia dan Italia mempunyai peluang yang lebih besar untuk memenangkan pertandingan. Dan benar saja, semua penendang sisa dari kedua tim berhasil menjalankan tugasnya dan membuat skor 5-3 untuk Italia. Italia pun meraih trofi ke 4 mereka.

Dan itulah beberapa ulasan pertandingan Italia di Piala Dunia 2006. Apakah mereka akan mengulanginya pada tahun ini??? Mari kita saksikan 13 Juni hingga 14 Juli 2014. See you and Forza Italy ~~

sumber statistik dan hasil pertandingan di ambil dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Piala_Dunia_FIFA_2006#Babak_16_besar